Wasilomata menjadi kiblat kebudayaan rumpun Mawasangka. Karena memiliki situs sejarah masa lalu, berupa Beteng Wasilomata yang letaknya tidak terlalu jauh dari perkampungan masyarakat. Apalagi kehidupan masyarakatnya masih kental adat dan kebudayaan masa lalu, sehingga menjadikan daerah tersebut sebagai pusat kebudayaan tiga kecamatan, yakni Mawasangka, Mawasangka Tengah dan Mawaangka Timur. Hal ini diungkapkan Kasubid Bina Budaya Disbudpar Kabupaten Buton, Nasiri SSos.
Menurut Nasiri, Mawasangka merupakan daerah matana sorumbah yang berpusat di Wasilomata. Pasalnya samua perangkat adat masih difungsikan hingga saat ini, seperti parahbela, pangara, bhonto dan wati yang dibantu delapan orang staf.
"Masyarakat rumpun Mawasangka masih sangat kental dengan adat dan budayanya. Fungsi parabhela, pangara, bhonto dan wati masih diterapkan dalam kehidupan adat dan budaya di daerah matana sorumba itu. Namun yang lebih kental di Wasilomata adalah pusat kebudayaan Mawasangka," terangnya.
Perhatian terhadap lembaga atau pelaku adat ini kata Nasiri, pihaknya masih melakukan upaya-upaya untuk memberdayakan para perangkat dan pelaku adat untuk mendapatkan seragam parabhela, pangara, bhonto dan wati. Hal ini dimaksudkan agar para pelaku adat tersebut tampil dengan ciri khas sendiri.
Potensi budaya ini lanjut Nasiri, menjadi perhatian serius dinasnya untuk dilestarikan agar tetap terjaga dari kepunahan.
0 komentar:
Posting Komentar